Web Development3 min read

SSR vs. ISR vs. CSR: Memahami Rendering di Next.js dengan Mudah

Pelajari perbedaan antara SSR, ISR, dan CSR di Next.js, serta kapan menggunakannya untuk membangun aplikasi web yang cepat dan SEO-friendly.

Fransiskus Hadiyanto Christiono
July 21, 2025
SSR vs. ISR vs. CSR: Memahami Rendering di Next.js dengan Mudah
Dalam pengembangan web modern dengan Next.js, memilih strategi rendering sangat penting untuk performa, SEO, dan pengalaman pengguna. Ada tiga pendekatan utama: Server-Side Rendering (SSR), Incremental Static Regeneration (ISR), dan Client-Side Rendering (CSR). Berikut penjelasannya.

1. Server-Side Rendering (SSR)
Definisi: HTML dirender di server untuk setiap permintaan pengguna. Server mengambil data, menghasilkan HTML, dan mengirimkannya ke browser.
Kapan digunakan: Cocok untuk blog, situs berita, atau halaman yang membutuhkan data dinamis dan SEO yang kuat.
Kelebihan:
- SEO-friendly karena konten sudah ada di HTML awal, mudah diindeks oleh mesin pencari.
- Waktu muat awal cepat karena pengguna langsung melihat konten tanpa menunggu JavaScript.
Kekurangan:
- Beban server tinggi karena rendering dilakukan setiap kali ada permintaan.
- Latensi lebih tinggi untuk pengguna dengan koneksi lambat.

2. Incremental Static Regeneration (ISR)
Definisi: Halaman dirender secara statis saat build, tetapi dapat diperbarui secara berkala di server tanpa redeploy, misalnya setiap 10 detik.
Kapan digunakan: Ideal untuk situs e-commerce, blog dengan pembaruan berkala, atau aplikasi yang menggabungkan performa statis dan data dinamis.
Kelebihan:
- Performa tinggi karena halaman disajikan dari CDN.
- Fleksibel, data dapat diperbarui tanpa rebuild seluruh situs.
Kekurangan:
- Data mungkin sedikit usang tergantung pada waktu revalidasi.
- Memerlukan konfigurasi yang tepat untuk menghindari masalah caching.

3. Client-Side Rendering (CSR)
Definisi: HTML awal minimal dikirim ke browser, dan JavaScript di browser mengambil data serta merender konten.
Kapan digunakan: Cocok untuk aplikasi interaktif seperti dashboard atau Single Page Application (SPA).
Kelebihan:
- Interaktivitas tinggi, ideal untuk aplikasi dengan banyak interaksi pengguna.
- Beban server rendah karena server hanya menyediakan API.
Kekurangan:
- SEO buruk karena konten tidak tersedia di HTML awal.
- Waktu muat awal lambat karena pengguna harus menunggu JavaScript diunduh.

Perbandingan:
- Tempat rendering: SSR di server per permintaan, ISR di server saat build dan revalidasi, CSR di browser via JavaScript.
- SEO: SSR dan ISR sangat baik, CSR buruk.
- Performa awal: ISR paling cepat (CDN), SSR cepat, CSR lambat.
- Beban server: SSR tinggi, ISR dan CSR rendah.
- Interaktivitas: CSR unggul, SSR dan ISR terbatas.
- Use case: SSR untuk blog, ISR untuk e-commerce, CSR untuk dashboard.

Kapan memilih mana?
- Gunakan SSR untuk SEO maksimal dan data selalu fresh, seperti halaman berita.
- Gunakan ISR untuk keseimbangan performa dan kesegaran data, seperti blog berkala.
- Gunakan CSR untuk aplikasi interaktif di mana SEO bukan prioritas, seperti dashboard.

Contoh di Next.js:
- SSR: Gunakan getServerSideProps untuk merender di server.
- ISR: Gunakan getStaticProps dengan revalidate: 10 untuk pembaruan berkala.
- CSR: Gunakan useEffect di React untuk mengambil data di klien.

Kesimpulan: Pilih strategi rendering berdasarkan kebutuhan performa, SEO, dan interaktivitas. Next.js memungkinkan Anda menggabungkan SSR, ISR, dan CSR dalam satu aplikasi untuk hasil optimal.

Tags

Next.jsRenderingSSRISRCSRPerformance