Backend Development2 min read

REST API vs. GraphQL: Mana yang Lebih Cocok untuk Proyek Backend Anda?

Temukan perbedaan utama antara REST API dan GraphQL, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk proyek backend Anda.

Fransiskus Hadiyanto Christiono
July 21, 2025
REST API vs. GraphQL: Mana yang Lebih Cocok untuk Proyek Backend Anda?
Dalam pengembangan backend, REST API dan GraphQL adalah dua pendekatan utama untuk membangun API. Keduanya memiliki kelebihan dan tantangan, dan memilih yang tepat tergantung pada kebutuhan proyek Anda. Berikut perbandingannya.

1. REST API
Definisi: REST (Representational State Transfer) adalah arsitektur API berbasis HTTP dengan endpoint spesifik, seperti /users atau /users/1.
Kapan digunakan: Cocok untuk aplikasi dengan struktur data sederhana, seperti sistem CRUD, atau ketika caching diperlukan.
Kelebihan:
- Mudah dipahami dengan struktur endpoint yang intuitif (GET, POST, PUT, DELETE).
- Mendukung caching melalui header HTTP seperti Cache-Control.
- Kompatibel dengan hampir semua teknologi dan framework.
Kekurangan:
- Over-fetching atau under-fetching: Klien mungkin mendapatkan terlalu banyak atau terlalu sedikit data.
- Perubahan besar sering memerlukan versi API baru, seperti /v2/users.

2. GraphQL
Definisi: GraphQL adalah bahasa query untuk API yang memungkinkan klien meminta data spesifik dalam satu permintaan melalui satu endpoint.
Kapan digunakan: Ideal untuk aplikasi kompleks dengan kebutuhan data dinamis, seperti media sosial atau dashboard.
Kelebihan:
- Fleksibel, klien hanya meminta data yang dibutuhkan, mengurangi over-fetching.
- Satu endpoint (biasanya /graphql) untuk semua permintaan.
- Skema dapat diperbarui tanpa versioning.
Kekurangan:
- Logika query lebih kompleks untuk diimplementasikan di server.
- Caching sulit karena tidak ada dukungan caching HTTP bawaan.

Perbandingan:
- Struktur: REST memiliki banyak endpoint, GraphQL hanya satu endpoint.
- Fleksibilitas data: REST rawan over/under-fetching, GraphQL memberikan data sesuai kebutuhan.
- Caching: REST mudah dengan HTTP, GraphQL memerlukan setup khusus.
- Kompleksitas: REST sederhana, GraphQL lebih kompleks.
- Use case: REST untuk aplikasi CRUD, GraphQL untuk data dinamis.

Kapan memilih mana?
- Pilih REST untuk proyek sederhana dengan kebutuhan caching atau kompatibilitas luas.
- Pilih GraphQL untuk aplikasi kompleks yang membutuhkan fleksibilitas data dan menghindari versioning.

Contoh implementasi:
- REST: Buat endpoint seperti /api/users untuk daftar pengguna. Klien menyesuaikan dengan struktur endpoint.
- GraphQL: Definisikan skema dengan tipe User dan query getUsers. Klien meminta field spesifik, seperti name dan email.

Tips untuk pengembang backend:
- Untuk REST, gunakan Express.js (Node.js) atau Django REST Framework (Python) untuk API yang skalabel.
- Untuk GraphQL, gunakan Apollo Server atau Hasura untuk menyederhanakan implementasi.
- Pertimbangkan kombinasi: gunakan REST untuk operasi sederhana dan GraphQL untuk query kompleks.

Kesimpulan: REST cocok untuk proyek sederhana dengan caching, sedangkan GraphQL unggul untuk aplikasi kompleks dengan data dinamis. Pilih berdasarkan kebutuhan performa, skalabilitas, dan fleksibilitas proyek Anda.

Tags

REST APIGraphQLBackendAPI Design